Selvi Ananda menjadi idola karyawan semenjak bergabung ke Bank Panin Solo. Bekerja di bank itu sejak 2011, Selvi Ananda kini jadi customer service di Bank Panin Cabang Pasar Legi, Banjarsari. “Orangnya pendiam, baik, cantik, paling cantik se-Panin,” kata seorang karyawan Bank Panin Solo. Bagi yang tidak mengenalnya, gadis kelahiran Solo, 9 Januari 1989, itu memang terkesan pendiam. Tapi, kalau sudah akrab, Selvi tidak sungkan bersenda gurau dan tertawa lepas. Yang juga membuat Selvi selalu jadi pusat perhatian adalah kecantikannya. “Cantik sudah pasti, dan pintar bergaul,” kata guru sejarah SMA Negeri 1 Surakarta, Sasmito, yang pernah mengajar Selvi. Sepekan terakhir ini, Selvi bukan hanya jadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya, tapi
juga disorot berbagai media di Tanah Air. Selvi disebut-sebut sebagai calon menantu Presiden Joko Widodo buat putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.
Sejak rencana pernikahan itu terendus media, Selvi memilih menjauh dari sorotan. “Mbak Selvi cuti sejak Senin (6 April 2015),” kata Mulyono, petugas keamanan Bank Panin Pasar Legi.
Namun, menurut beberapa karyawan di bank itu, Selvi sudah mengajukan permohonan pengunduran diri. Paman Selvi, Prasetyo, membenarkan keponakannya itu sudah minta berhenti. “Itu atas keinginan Selvi,” ujarnya kepada majalah
detik.
Prasetyo menjelaskan orang tua Selvi memang menyarankan dia berhenti bekerja karena bakal jadi menantu presiden. “Repotnya kan nanti harus dikawal kalau terus kerja di situ.” Padahal bekerja di bank merupakan impian Selvi sejak lulus dari sekolah favorit di Solo, SMA Negeri 1 Surakarta. Pada 2007 itu, dia
melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa (STIE AUB), yang sebelumnya bernama Akademi Uang dan Bank. Mengambil program studi S-1 akuntansi, putri
kedua pasangan Didit Supriyadi dan Sri Partini itu harus berjuang mencari uang tambahan buat biaya kuliah.
Ia mengikuti jejak kakaknya, Dita, yang bekerja sambil kuliah.
Kedua orang tuanya menggantungkan hidup pada warung makan
hidangan sambal belut di Gladag Langen Bogan (Galabo), Solo. Selvi tidak jarang membantu orang tuanya di warung tersebut.
Galabo adalah pusat kuliner kaki lima yang berada di depan Pusat Grosir Solo di Jalan Mayor Sunaryo. Siang hari, hanya kios-kios resmi yang berjualan, sedangkan malamnya jalan itu ditutup dan dipenuhi kursi serta meja makan.
Video Selvi Ananda
VIDEO
Ketua Paguyuban Galabo Siang, Siska Agus, mengatakan kedua orang tua Selvi sudah puluhan tahun berjualan di sana, jauh sebelum
Galabo ada. Mereka adalah anggota paguyuban malam, yang berjualan mulai pukul tujuh hingga tengah malam. Namun, sejak dua pekan lalu, kios sambal belut itu tutup. “Kayaknya sibuk mempersiapkan
pernikahan anaknya yang Putri Solo,” kata Anton, pedagang lainnya di Galabo. “Mereka hidupnya sederhana. Supartini masih ngontrak
di Sumber.”
Orang tua Selvi memang belum memiliki rumah sendiri. Mereka lama menumpang di rumah kakek dari ayahnya di Desa Semanggi,
Pasar Kliwon. Kini mereka masih mengontrak di Jalan Kutai Raya, Sumber, Solo. Menurut Prasetyo, yang jadi Kepala Subbagian
Pendidikan dan Pengajaran STIE AUB, keponakannya itu terbantu oleh beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu. Lalu, karena indeks
prestasi kumulatif (IPK)-nya selalu di atas 3,
Selvi juga menyabet beasiswa bagi mahasiswa berprestasi.
Sambil kuliah, Selvi bekerja paruh waktu. Pagi hingga siang, Selvi kuliah dan aktif di kegiatan Himpunan Mahasiswa Akuntansi kampusnya, sementara sorenya ia bekerja. Teman seangkatan Selvi, Yunita Sofyana Dewi, bercerita, sepulang kuliah, kawannya itu
langsung ke kantor Terang Abadi Televisi (TATV). “Dia hobinya bekerja, tapi enggak pernah sampai bolos (kuliah),” kata Yunita.
Berparas ayu dan tidak grogi bicara di depan orang banyak, Selvi didapuk jadi penyiar berita berbahasa Jawa di stasiun televisi lokal Solo itu. Ia memandu program berita senja, TA Sandyakala, dan berita malam, TA Wengi. “Sesekali Selvi juga ikut terjun ke
lapangan untuk liputan,” kata mantan rekan Selvi di TATV yang tidak mau disebut namanya. Namun karier Selvi di dunia penyiaran ini sempat terhenti karena ia mengikuti pemilihan Putra Putri Solo 2009, yang diikuti puluhan peserta. Pada 5 Agustus 2009, Selvi mengikuti seleksi berupa tes tertulis tentang pengetahuan
umum, kebudayaan Jawa, dan bahasa Inggris.
Setelah itu, ia menjalani tes wawancara tentang
pengetahuan umum, kepribadian, bahasa dan kebudayaan Jawa, serta bahasa Inggris. Kebetulan, penguji bahasa Inggris ketika itu
adalah Gibran Rakabuming. Keesokan harinya, nama-nama finalis diumumkan dan Selvi masuk daftar itu. Ia pun meminta cuti dari TATV karena harus masuk karantina, yang jadwalnya dari pukul enam
pagi hingga larut malam. Aktivitas selama masa karantina itu diselingi yel-yel finalis Putra Putri Solo 2009, yang antara
lain berbunyi: tul jaenak jaejatul jaeji, putra putri Solo mesti dadi nomer siji. Saat pemenang kontes ini diumumkan pada 14 Agustus 2009 di Balai Kota Solo, ternyata Selvi, seperti yel-yel itu, yang menjadi nomer siji. Ia dinobatkan sebagai Putri Solo 2009, berpasangan dengan Suryo Wahyu Raharjo sebagai Putra Solo. Jokowi, yang saat itu masih menjadi Wali Kota Solo, dan istrinya, Iriana, menghadiri acara tersebut. Jokowi memberikan sambutan,
Iriana menyematkan mahkota pada pemenang Putri Solo.
Kepala Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerja Sama Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Budy Sartono, mengatakan Selvi mendapat nilai luar biasa pada ketiga kategori yang diujikan, yaitu kecerdasan, perilaku, dan kecantikan.
Setelah dinobatkan jadi Putri Solo, Selvi sering ditugasi mengikuti promosi wisata, mulai ke Singapura, Australia, hingga ke Belanda. “Dia fasih kok bahasa Inggrisnya,” kata Budy. Heru Prasetyo, yang memimpin rombongan Solo Batik Carnival ke berbagai negara, mengatakan Selvi sebagai Putri Solo juga disertakan dalam
kontingennya. Selvi ditugasi berbicara tentang wisata Solo dalam berbagai pertemuan di Kedutaan Besar Indonesia di negara yang disinggahi rombongan Solo Batik Carnival. Meski harus meninggalkan pekerjaan dan kuliah, Selvi bungah bisa ikut misi budaya Solo.
"Sebagai Duta Pariwisata terpilih, saya berkomitmen untuk mengharumkan kota ini," kata Selvi ketika itu. Menang di Solo, Selvi maju ke pemilihan duta pariwisata tingkat Provinsi Jawa Tengah. Sayang, Selvi hanya jadi juara harapan pertama. Ia pun
kembali ke kampus dan sempat jadi juri kontes putra dan putri kampus.
Pada semester terakhir kuliahnya pada 2011, Selvi berhenti jadi penyiar televisi. Ia kerja sambilan jadi pramugari di penerbangan Garuda yang mengantar jemaah haji. Meski sibuk kerja, kuliah Selvi tidak kedodoran. Ketua Yayasan Karya Dharma Pancasila
Surakarta, yang membawahi STIE AUB, Anwar Hamdani, mencatat, saat diwisuda, Selvi membukukan nilai IPK 3,49. “Dia selesai tepat waktu, 3,5 tahun, dan waktu wisuda masuk lima besar,” ujarnya.