Beberapa waktu lalu saya menemani teman membeli komputer. Setelah tawar menawar alhamdulillah akhirnya deal juga. Selepas dari toko teresebut saya diajak teman tadi makan di warnas dekat toko. Sambil menunggu ibu warnas menyiapkan menu, kami ngobrol tetang pelayanan di toko tadi. Pertama kami dilayani oleh si bosnya langsung, orang nya ramah, murah senyum, tawar-menawarpun lancar. Setelah deal, si bos tadi menyerahkan urusan administrasi ke asistennya.
Sungguh bertolak belakang, si asisten tadi seperti ga bersahabat, tanpa senyum sama sekali. Untungnya tadi pertama dilayani si bos, na kalo langsung si asisten tadi, bisa ga deal. Itulah arti sebuah senyuman, terkadang kita tidak begitu memperahatikannya. Tapi dengan senyum, orang lain merasa nyaman, enjoy, tidak canggung. Tanpa senyuman bisa-bisa bisnis jadi kacau, pelanggan kabur.
Memang jika kita terjun di bisnis bidang jasa, ramah tamah merupakan hal sangat penting untuk diaplikasikan.
Eeit...ga cuma di bidang jasa lo, di bidang pendidikan juga penting. Banyangkan jika seorang guru mengajar tanpa senyuman. Muridnya tentu BETE dong...
Di bidang birokrasi lain lagi ceritanya. Mungkin karena para birokrat merasa mereka diperlukan, kadang seenaknya melayani masyarakat. Padahal birokrat adalah pelayan masyarakat.
Sebagai apapun kita, jabatan apapun yang kita punya, tersenyumlah, bersikap ramah tamahlah.
.
''Kamu tidak akan pernah bisa menarik simpati orang lain dengan harta benda yang kamu miliki, tetapi kamu bisa menarik simpati orang lain dengan wajah ceria (senyum) dan dengan akhlak yang baik.'' (HR Abu Yu'la dan Al-Baihaqi)
|
''Senyummu terhadap saudaramu adalah kebajikan.'' (HR At-Tirmidzi).
|